-->

Dialog Rumi-Syams Tabriz-I

Dialog Rumi-Syams Tabriz-I
Dialog Rumi-Syams Tabriz-I
Maulana Rumi pada waktu-waktu tertentu biasa mendapat ujian dari maha gurunya, Syams Tabriz-i. Syams menasehati Rumi semoga meninggalkan rasionalitas. Rasionalitas ialah penghalang untuk mencapai makrifat. Pertama-tama, Syams menyuruh Rumi untuk membuang buku-buku bacaan Rumi. Karena Rumi enggan, maka Syams menceburkan buku-buku Rumi kedalam kolam. Rumi sangat murung dengan tindakan gurunya itu. Rumi begitu sayang dengan buku-bukunya, sehingga dia pun memungut kembali buku-buku tersebut. Ternyata buku-buku yang sudah lusuh tadi tampak semakin gres sesudah dilemparkannya ke dasar kolam.
Ujian kedua ialah Syams menyruh Rumi untuk mencarikan wanita yang terbaik dan tercantik. Rumi pun berusaha mencarikan sang guru. Apa lacur, ternyata sesudah Rumi berpikir panjang isterinyalah yang paling pantas dipersembahkan kepada gurunya itu. Maka Rumi mendatangi gurunya dan menyerahkan isterinya untuk dinikahi gurunya. Biarlah isteri aku ini menjadi saudara aku saja, terperinci Rumi. Rumi lolos untuk beberapa tahapan ujian. Ujian ketiga, yakni Syams menyuruh Rumi untuk membeli arak. Rumi harus melewati madrasahnya. Sejumlah muridnya heran dan mengikutinya sambil bertanya-tanya, ada apa gerangan Maulana membawa kendi arak. Setelah hingga di rumahnya, Syams berseru, mengapa kalian meragukan Maulana. Padahal Maulana hanya membawa kendi yang penuh susu. Maulana menumpahkan kendi tersebut dan ternyata hanya berisi susu. Demikian sepotong dongeng dari buku The Tears of Love, Rumi. Akal dan rasionalitas harus "berhenti" untuk hingga makrifat.  
Advertisement