Perguruan tinggi kita dilarang terisolasi dari kebutuhan masyarakat. Desain kurikulum kita, acuan yang kita baca ialah bacaan yang juga dibaca kalangan akademik dunia. Kita dilarang meng up date materi bacaan. Sebab, mahasiswa kita lebih cepat. Apa itu world class university? Kita tidak perlu hingga ke sana. Hari ini. Baru dua unibersitas yang mencapai WCU, yakni. ITB dan UI.
Sehingga, sumber daya insan sangat penting. Dosen itu dilarang berhenti membaca. Dosen tidak bisa tidak membaca jurnal- jurnal internasional. Kita harus terus menulis pada jurnal internasional.
Kita bisa bergaul secara internasional. Sehingga kita harus menguasai bahasa Inggeris. Saya sering memakai temuan World Bank. Hampir semua industri yang memakai alumni PT. Kompetensi generik.
Satu, Kompetensi dan penguasaan bahasa. Untuk mencari manajer di dunia industri ialah kemampuan berbahasa Inggeris. Kompetensi bahasa menjadi sebuah keharusan. Kita jangan hingga mewisuda mahasiswa kita, kemudian mereka tidak mempunyai kemampuan bahasa. Apalagi kini ini, kita sudah memasuki Masyarakay Ekonomi Asean. Kalau ia masuk jurusan Tafsir dan hadis, insya Allah jikalau bisa bahasa Arab dan Inggeris, niscaya mereka bisa bersaing. Mereka tidak ada matinya. Jurusan Tafsir dan Hadis, jikalau pun mereka hanya satu dan dua, tetap saja jurusan tersebut dibuka. Sebab, ini ialah core business kita.
Kedua, kemampuan IT. Jangan hingga kita mewisuda mahasiswa, sedang mereka tidak mempunyai kemampuan dan penguasaan IT.
Ketiga ialah kemampuan leadership. Barangkali, di kampus kita banyak hal yang kita ajarkan secara inheren. Kalau ketiga- tiganya, kita ajarkan dengan baik, dan mereka yang mempunyai interpersonal communication yang baik, niscaya mereka sanggup bersaing dan hidup yang layak.
Saya tegaskan lagi, bahwa kita harus go international. Kita dilarang inferior. Kita harus mempunyai awareness untuk memenuhi standar menyerupai temuan World Bank tadi.
Saya sering memberikan pada banyak kesempatan ketika aku berguru di Belanda dan Jerman. Studi Islam di leiden, dan bangkit semenjak kala ke 16. Padahal, dosennya hanya sekitar 10 orang. IAIN Palopo harus melaksanakan marketing dengan cara dosen- dosen kita menulis pada jurnal internasional. Saya mendorong kawan-kawan kita selalu dalam pikirannya untuk berpikir untuk go internasional. 10% saja dosen kita yang go internasional, maka Indonesia betul- betul bisa menjadi destinasi dan rujukan dunia dalam studi Islam.
Dapat dibayangkan, jikalau dosen kita yang berjumlah lebih dari 31 ribu, dan doktornya lebih dari 3.000 orang, maka kita sangat kaya dengan karya.
Ini ialah tugas kita semua. Kita mengakibatkan negara kita ,enjadi produktif dan sitasinya lebih banyak.
Ada beberapa jadwal titipan aku kepada perguruan tinggi. Perpustakaan kita harus lengkap. Kajian- kajian studi Islam di barat berpengaruh alasannya ialah koleksinya perfect. Koleksinya sempurna. Saya sidah meminta kepada para perencana seluruh Indonesia semoga menganggarkan satu milyard, minimal 700 juta setiap tahunnya.
Sebab, idealnya dosen harus mengikuti perkembangan buku. Kalau ada buku yang baru, maka bisa diusulkan untuk dibeli pihak kampus.
Saya pernah menandatangani MoU dengan rektor Universitas Teologi di Belgia. Mahasiswanya sedikit, tetapi perpustakaannya terlengkap di dunia. Di barat, setiap tamu niscaya diajak ke perpustakaan. Sebab, perpustakaan ialah inti dalam sebiah perpustakaan.
Perpustakaan kita banyak koleksinya tapi jumlah eksamplarnya yang banyak. Judulnya tidak banyak. Jenis bukunya tidak banyak. Di Barat, satu buku paling banyak lima buah.
Kita sedang memasuki MEA, kita harus melaksanakan internasionalisasi. Kita harus bergaul secara internaional. Kurikulum kita harus didesain dengan baik. Kurikulum internasional, tolong diintip. Apa yang dipelajari di Universitas di Al Azhar, di Malaysia, di Pakistan, dst. Dan seterusnya, kita melaksanakan internasionalisasi referensi.
Barangkali, kita sudah saatnya untuk mendatangkan dosen- dosen luar negeri.
Sesungguhnya, produktifitas kita cukup banyak. Hanya alasannya ialah ketawadhuan, sehingga tidak mengeksplorasi dirinya.
Kalau anda ingin sukses, anda harus mempromosikan diri sendiri.
Sehingga, sumber daya insan sangat penting. Dosen itu dilarang berhenti membaca. Dosen tidak bisa tidak membaca jurnal- jurnal internasional. Kita harus terus menulis pada jurnal internasional.
Kita bisa bergaul secara internasional. Sehingga kita harus menguasai bahasa Inggeris. Saya sering memakai temuan World Bank. Hampir semua industri yang memakai alumni PT. Kompetensi generik.
Satu, Kompetensi dan penguasaan bahasa. Untuk mencari manajer di dunia industri ialah kemampuan berbahasa Inggeris. Kompetensi bahasa menjadi sebuah keharusan. Kita jangan hingga mewisuda mahasiswa kita, kemudian mereka tidak mempunyai kemampuan bahasa. Apalagi kini ini, kita sudah memasuki Masyarakay Ekonomi Asean. Kalau ia masuk jurusan Tafsir dan hadis, insya Allah jikalau bisa bahasa Arab dan Inggeris, niscaya mereka bisa bersaing. Mereka tidak ada matinya. Jurusan Tafsir dan Hadis, jikalau pun mereka hanya satu dan dua, tetap saja jurusan tersebut dibuka. Sebab, ini ialah core business kita.
Kedua, kemampuan IT. Jangan hingga kita mewisuda mahasiswa, sedang mereka tidak mempunyai kemampuan dan penguasaan IT.
Ketiga ialah kemampuan leadership. Barangkali, di kampus kita banyak hal yang kita ajarkan secara inheren. Kalau ketiga- tiganya, kita ajarkan dengan baik, dan mereka yang mempunyai interpersonal communication yang baik, niscaya mereka sanggup bersaing dan hidup yang layak.
Saya tegaskan lagi, bahwa kita harus go international. Kita dilarang inferior. Kita harus mempunyai awareness untuk memenuhi standar menyerupai temuan World Bank tadi.
Saya sering memberikan pada banyak kesempatan ketika aku berguru di Belanda dan Jerman. Studi Islam di leiden, dan bangkit semenjak kala ke 16. Padahal, dosennya hanya sekitar 10 orang. IAIN Palopo harus melaksanakan marketing dengan cara dosen- dosen kita menulis pada jurnal internasional. Saya mendorong kawan-kawan kita selalu dalam pikirannya untuk berpikir untuk go internasional. 10% saja dosen kita yang go internasional, maka Indonesia betul- betul bisa menjadi destinasi dan rujukan dunia dalam studi Islam.
Dapat dibayangkan, jikalau dosen kita yang berjumlah lebih dari 31 ribu, dan doktornya lebih dari 3.000 orang, maka kita sangat kaya dengan karya.
Ini ialah tugas kita semua. Kita mengakibatkan negara kita ,enjadi produktif dan sitasinya lebih banyak.
Ada beberapa jadwal titipan aku kepada perguruan tinggi. Perpustakaan kita harus lengkap. Kajian- kajian studi Islam di barat berpengaruh alasannya ialah koleksinya perfect. Koleksinya sempurna. Saya sidah meminta kepada para perencana seluruh Indonesia semoga menganggarkan satu milyard, minimal 700 juta setiap tahunnya.
Sebab, idealnya dosen harus mengikuti perkembangan buku. Kalau ada buku yang baru, maka bisa diusulkan untuk dibeli pihak kampus.
Saya pernah menandatangani MoU dengan rektor Universitas Teologi di Belgia. Mahasiswanya sedikit, tetapi perpustakaannya terlengkap di dunia. Di barat, setiap tamu niscaya diajak ke perpustakaan. Sebab, perpustakaan ialah inti dalam sebiah perpustakaan.
Perpustakaan kita banyak koleksinya tapi jumlah eksamplarnya yang banyak. Judulnya tidak banyak. Jenis bukunya tidak banyak. Di Barat, satu buku paling banyak lima buah.
Kita sedang memasuki MEA, kita harus melaksanakan internasionalisasi. Kita harus bergaul secara internaional. Kurikulum kita harus didesain dengan baik. Kurikulum internasional, tolong diintip. Apa yang dipelajari di Universitas di Al Azhar, di Malaysia, di Pakistan, dst. Dan seterusnya, kita melaksanakan internasionalisasi referensi.
Barangkali, kita sudah saatnya untuk mendatangkan dosen- dosen luar negeri.
Sesungguhnya, produktifitas kita cukup banyak. Hanya alasannya ialah ketawadhuan, sehingga tidak mengeksplorasi dirinya.
Kalau anda ingin sukses, anda harus mempromosikan diri sendiri.
Advertisement