-->

Hipnotis Kisah Terhadap Anak

Hipnotis Kisah Terhadap Anak
Hipnotis Kisah Terhadap Anak
Hipnotis Dongeng Terhadap Anak
"Dongeng dan Psikologi Anak Usia Dini". Bagi anda yang belum sempat membaca artikel sebelumnya silahkan anda klik di link ini. Artikel ini akan menyikapi lagi wacana manfaat dongeng bagi anak anda. Dan dibutuhkan sesudah membaca artikel ini anda bisa menimbang sendiri wacana penting atau tidaknya dongeng bagi perkembangan dan psikologi anak anda.

Tak bisa disangkal bahwa dongeng memang mempunyai daya tarik tersendiri. Di sebagian sisi, terjadi suatu fenomena klise, bahwa anak-anak sebelum tidur kerap minta mendengar dongeng yang dikisahkan oleh ibu, nenek, atau orang remaja yang berusaha menidurkannya. Meski bisa saja ditafsirkan bahwa dongeng tak selamanya menyenangkan, namun kenyataannya memang dongeng gampang menciptakan anak tertidur, disamping dongeng disetujui sebagai aktifitas rileks memang mempunyai potensi konstruktif untuk mendukung pertumbuhkembangan mental anak.

Bercerita atau mendongeng dalam bahasa Inggris disebut storytelling, mempunyai banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya ialah bisa mengembangkan daya pikir dan imajinasi anak, mengembangkan kemampuan berbicara anak, mengembangkan daya sosialisasi anak dan yang terutama ialah sarana komunikasi anak dengan orang tuanya. (Media Indonesia, 2006). Kalangan mahir psikologi menyarankan semoga orangtua membiasakan mendongeng untuk mengurangi efek jelek alat permainan modern. Hal itu dipentingkan mengingat interaksi eksklusif antara anak balita dengan orangtuanya dengan mendongeng sangat besar lengan berkuasa dalam membentuk karakter anak menjelang dewasa.

Selain itu, dari banyak sekali cara untuk mendidik anak, dongeng merupakan cara yang tak kalah ampuh dan efektif untuk menunjukkan human touch atau sentuhan manusiawi dan sportifitas bagi anak. Melalui dongeng pula jelajah cakrawala ajaran anak akan menjadi lebih baik, lebih kritis, dan cerdas. Anak juga bisa memahami hal mana yang perlu ditiru dan yang dihentikan ditiru. Hal ini akan membantu mereka dalam mengidentifikasikan diri dengan lingkungan sekitar disamping memudahkan mereka menilai dan memposisikan diri di tengah-tengah orang lain. Sebaliknya, anak yang kurang imajinasi bisa berakibat pada pergaulan yang kurang, sulit bersosialisasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.

Namun terlepas dari setumpuk teori manfaat tersebut, rasanya kita tetap harus berhati-hati. Karena jikalau kita kurang teliti, cukup banyak dongeng mengandung kisah yang justru rawan menjadi pola jelek bagi anak-anak. Sebut saja dongeng rakyat wacana Sangkuriang yang secara eksplisit mengisahkan bahwa ibu kandung Sang-kuriang gara-gara bersumpah akan menjadi istri pihak yang mengambil peralatan tenun yang jatuh terpaksa menikah dengan seekor anjing. Tak cukup itu kondisi diperparah oleh kisah bahwa sesudah membunuh sang anjing yang notabene ialah ayah kandungnya sendiri Sangkuriang sempat jatuh cinta dalam makna asmara kepada Dayang Sumbi, ibu kandungnya sendiri. Belum terhitung kelicikan Dayang Sumbi membangunkan ayam jago semoga berkokok sebelum dikala fajar benar-benar tiba, demi mengecoh Sangkuriang semoga menduga dirinya gagal memenuhi usul Dayang Sumbi yakni menyelesaikan pembuatan bahtera dalam satu malam saja. Karena muatan-muatan pada kisah dongeng harus dipertimbangkan dengan kondisi psikologi yang mungkin deserap oleh sang anak, jangan hingga terjadi kesalahan pemahaman dari dongeng yang dimaksudkan positif malah menjadi negatif.

Semoga sedikit oleh-oleh dari penulis di atas bisa menunjukkan wangsit lebih bagi orang bau tanah dan para pendidik. Kalaupun ada yang ingin ditambahkan atau ada sebuah pertanyaan anda bisa menulis melalui komentar di bawah. Mungkin cukup disini pembahasan wacana manfaat dongeng terhadap anak. Dan InsyaAllah kalau ada permasalahan yang menarik wacana dunia anak, penulis akan menyebarkan dengan anda semua.

hipnotis, dongeng dan anak, hipnotis dongeng terhadap anak, Dongeng dan Psikologi Anak Usia Dini, manfaat dongeng, dongeng untuk anak, paud, pendidikan anak usia dini, taman kanak-kanak, sekolah, pendidik, orang tua, perkembangan anak, psikologi anak usia dini, dongeng dan anak, mendongeng
Advertisement