Memprihatinkan,5 Kekerasan Terhadap Guru, Dari Dipukul Meja, Dihantam Kursi, Bahkan Tewas |
ppkn.guruindonesia.id - Dunia Pendidikan kembali tercoreng dan berduka, masih sangat hangat kasus seorang pelajar yang membunuh gurunya sendiri. Kini kekerasan kembali terulang kepada Guru yang mempunyai kiprah dan tanggungjawab mencerdaskan anak bangsa. Kejadian ini begitu memprihatinkan dan memilukan, apalagi hal yang sama seakan terus terjadi secara beruntun.
Apakah hal ini akan terus berlanjut dan makin banyak korban, atau memang dikala ini moralitas seorang pelajar sudah benar-benar rusak dan hilang hingga tak lagi bisa diperbaiki?
Menurut catatan Sripoku.com, sedikitnya ada 5 bencana guru dianiaya murid bahkan lebih, hingga kasus Pak Budi yang meninggal dihabisi muridnya sendiri.
1. Pak Budi Meninggal Dipukuli
Ahmad Budi Cahyono, yakni guru kesenian SMAN 1 Torju, Kabupaten Sampang yang tewas mengenaskan sehabis dipukul muridnya ternyata masih berstatus guru honorer (guru tidak tetap). Guru yang dikenal mempunyai banyak bakat (multitalenta) ini masih mendapatkan honor di bawah upah minimum kabupaten (UMK) Sampang.
Peristiwa ini berawal dikala Pak Budi (korban) memberikan pelajaran kesenian, Seperti dikutip dari laporan Antara, HI (pelaku) dikala itu tertidur di kelas. Pak Budi pribadi mendekati HI dan mencoret pipinya dengan tinta. Tindakan itu sudah biasa dan sering dilakukan kepada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran yang ia sampaikan. Akan tetapi, sang siswa HI (pelaku) pribadi berdiri dan memukul sang guru hingga mengenai pelipis wajahnya.
Versi lain menyampaikan bahwa Pak Budi (korban) menegur HI (Pelaku) yang berulah di dalam kelas. "Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 13.00 WIB siang tadi," kata Kepala Sekolah Sekolah Menengan Atas Negeri I Torjun Sampang, Amat
"Saat Kejadian Saya sendiri gotong royong sedang tidak berada di dalam kelas, informasinya HI (pelaku) ditegur oleh Pak Budi (Korban) dikala pelajaran kesenian terakhir itu,'' katanya. ''Kemungkinan anak ini masih mengulang kembali kesalahannya (berulah, red) dan tiba-tiba HI memukuli Pak Budi."
Namun agresi HI (Pelaku) tidak hingga di situ, Seusai pulang sekolah, HI (Pelaku) menunggu Pak Budi (Korban) di Jalan Raya Jrengik dan kembali menganiaya sang guru. Sesampainya di rumahnya, Pak Budi tiba-tiba pingsan dan pribadi dirujuk ke RS Dr Soetomo Surabaya. Hasil diagnosis dokter dirumah sakit menyebutkan yang bersangkutan mengalami mati batang otak dan semua organ dalam sudah tidak berfungsi.
2. Guru dipukul memakai kursi
Siswa Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Kubu Raya, Kalimatan Barat terpaksa berurusan dengan pihak kepolisian pada bulan juni 2017 lalu, EY (pelaku) memukul gurunya sendiri Bu Rahayu (korban) dengan memakai kursi. Hal tersebut ia lakukan lantaran tidak terima dirinya tidak naik kelas lantaran nilai yang diberikan Bu Rahayu (korban) kurang dan pelaku menganggap lantaran Bu Rahayu (korban) ia tidak naik kelas. EY (pelaku) memukul gurunya dengan dingklik kayu dan ditinju memakai tangan sebelah kanan ke arah kening. EY pun dijerat pasal 351 ayat 1 KUHP.
3. Siswa SD menantang Gurunya
Pada Tahun 2016 kemudian beredar video anak kecil yang menantang seorang guru ketika sedang akan diperingatkan dan dinisehati. Ia terus menatap tajam gurunya sambil membusungkan dada. Siswa tersebut sempat mengatakan: “lawan tubuh aku.”
Selain menantang siswa SD tersebut juga mengatai gurunya dengan kata berangasan (binatang monyet). Sang Guru tidak menghiraukan dan meninggalkan siswanya sambil menyampaikan anak tersebut semoga sekolah di hutan. Anak tersebut justru menyorakkan dan berteriak kata “Huu” kepada gurunya.
4. Siswa Sekolah Menengah Pertama menantang kepala sekolah
Sudah ramai di media umum Video seorang siswa ketika menantang kepala sekolah menjadi viral. Kejadian tersebut terjadi di Purbalingga, Jawa Tengah. Siswa tersebut tidak terima dan murka sehabis diperingatkan oleh guru dan kepala sekolah.
Dalam video tersebut, ia sempat mengatakan: “ora usah mecicil ko. Adang ngko baline” kalimat tersebut kurang lebih bermakna: “tidak usah melotot. Saya hadang (untuk berkelahi) nanti ketika pulang.”
Guru yang berada di ruang kepala sekolah merasa geram dan murka sehingga menyampaikan semoga kini saja coba tunjukan kemampuannya. siswa tersebut pribadi berdiri dan membuka baju seperti siap berkelahi.
5. Guru Dipukuli Wali Murid
Sungguh memalukan ulah Wali Murid yang menciptakan dunia pendidikan tercoreng akhir agresi penganiayaan kepada seorang kepala sekolah di Sekolah Menengah Pertama 4 Lolak, Kabupaten Bolmong, Sulawesi Utara. Namun, kali ini agresi penganiayaan terhadap kepala tidak dilakukan oleh siswa, melainkan oleh orang bau tanah siswa pada Selasa (13/2/2018). Dilansir dari Tribun Manado, nahas menimpa kepala sekolah Sekolah Menengah Pertama 4 Lolak, Astri Tampi (57), warga Desa Labuan Uki, Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolmong. Ia telah dianiaya oleh DP (pelaku) alias Mart (41).
Kejadian bermula ketika Astri (korban) mengundang Mart (pelaku) untuk tiba ke kantornya, pasalnya, Astri (korban) ingin menegur anaknya Mart (pelaku) yang berperilaku nakal. Ia pun ingin semoga Mart (pelaku) menciptakan surat pernyataan atas kenakalan yang dilakukan oleh anaknya.
Namun, alih-alih dengan mendapatkan teguran tersebut. Mart (pelaku) malah memukul Astri (korban), menendang beling meja, lantas mengangkat meja tersebut dan diarahkan ke kepala Astri. Selain itu, Mart (pelaku) pun memukul Astri dengan memakai kaki meja.
Kejadian tersebut tidak terekam pribadi akan tetapi diketahui dari unggahan Alfred Bustian Kaemba pada Selasa (13/2/2018) sekitar pukul 20.00 WIB waktu setempat. Dalam tayangan itu, tampak meja di ruangan kepala sekolah Sekolah Menengah Pertama 4 Lolak yang terbalik dengna penggalan beling dan barang-barang yang acak-acakan di sekitarnya.
Tampak juga tangan Astri (Korban) yang berdarah dan bengkak, diduga terkena penggalan beling dan hantaman meja. Hingga Rabu (14/2/2018) pukul 00.03 WIB tayangan tersebut telah dibagikan sebanyak 81.284 kali dan dtanggapi 25 ribu netizen.
Apaka Kejadian menyerupai ini akan terus terulang dan apakah guru yang mempunyai kiprah mulia harus mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi. Apakah Pemerintah hanya mengeluarkan Permendikbud tetapi tidak menindak tegas pelaku yang sudah mencoreng dunia pendidikan.
Saatnya Guru bangkit, saatnya guru dihargai dan dihormati, saatnya orang bau tanah dan siswa mengerti seberapa berat beban seorang guru dalam mendidik putra/i nya disekolah.
Terima kasih bagi yang telah membaca hingga selesai, Artikel ini dibentuk kembali dengan tujuan semoga bencana tersebut diatas tidak terulang kembali.
Advertisement