-->

15 Metode Pembelajaran Untuk Mencapai Tujuan Pengajaran

15 Metode Pembelajaran Untuk Mencapai Tujuan Pengajaran
15 Metode Pembelajaran Untuk Mencapai Tujuan Pengajaran
 Metode Pembelajaran Untuk Mencapai Tujuan Pengajaran 15 Metode Pembelajaran Untuk Mencapai Tujuan Pengajaran
15 Metode Pembelajaran Untuk Mencapai Tujuan Pengajaran
ppkn.guruindonesia.id - Metodologi mengajar ialah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melaksanakan kegiatan yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan penerima didik untuk saling berinteraksi dalam melaksanakan suatu kegiatan sehingga proses berguru berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.

Agar tujuan pengajaran tercapai secara maksimal sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada ketika mengajar.

Berikut 15 Metode Pembelajaran :

1. Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan memberikan informasi dan pengetahuan saecara ekspresi kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah sanggup dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling hemat untuk memberikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau acuan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.

- Beberapa kelebihan metode ceramah ialah :
  1. Guru gampang menguasai kelas.
  2. Guru gampang menerangkan materi pelajaran berjumlah besar
  3. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
  4. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
- Beberapa kelemahan metode ceramah ialah :
  1. Membuat siswa pasif
  2. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
  3. Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)
  4. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya sanggup lebih besar menerimanya.
  5. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan berguru anak didik.
  6. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
  7. Bila terlalu usang membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
2. Metode diskusi ( Discussion method )
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi ialah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses berguru mengajar untuk :
  1. Mendorong siswa berpikir kritis.
  2. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
  3. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
  4. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
- Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
  1. Menyadarkan anak didik bahwa masalah sanggup dipecahkan dengan aneka macam jalan
  2. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga sanggup diperoleh keputusan yang lebih baik.
  3. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
- Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
  1. Tidak sanggup digunakan dalam kelompok yang besar.
  2. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
  3. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
  4. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
3. Metode demonstrasi ( Demonstration method )
Metode demonstrasi ialah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melaksanakan suatu kegiatan, baik secara pribadi maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000). Metode demonstrasi ialah metode yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan materi pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, ( 2000).

Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi ialah :
  1. Perhatian siswa sanggup lebih dipusatkan
  2. Proses berguru siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
  3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih menempel dalam diri siswa (Daradjat, 1985)
- Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
  1. Membantu anak didik memahami dengan terang jalannya suatu proses atu kerja suatu benda.
  2. Memudahkan aneka macam jenis penjelasan.
  3. Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah sanggup diperbaiki melaui pengamatan dan pola konkret, drngan menghadirkan obyek bergotong-royong (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
- Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
  1. Anak didik terkadang sukar melihat dengan terang benda yang akan dipertunjukkan.
  2. Tidak semua benda sanggup didemonstrasikan
  3. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
4. Metode ceramah plus
Metode ceramah plus ialah metode mengajar yang memakai lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :

a. Metode ceramah plus tanya jawab dan kiprah (CPTT).
Metode ini ialah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas.
Metode adonan ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu :
1). Penyampaian materi oleh guru.
2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
3). Pemberian kiprah kepada siswa.
b. Metode ceramah plus diskusi dan kiprah (CPDT)
Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan balasannya memberi tugas.
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill)

5. Metode resitasi ( Recitation method )
Metode resitasi ialah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan menciptakan resume dengan kalimat sendiri (http://re-searchengines.com/art05-65.html).

- Kelebihan metode resitasi sebagai berikut :
  1. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil berguru sendiri akan sanggup diingat lebih lama.
  2. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan bangkit sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
- Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :
  1. Terkadang anak didik melaksanakan penipuan dimana anak didik hanya menggandakan hasil pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
  2. Terkadang kiprah dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
  3. Sukar menunjukkan kiprah yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

6. Metode percobaan ( Experimental method )
Metode percobaan ialah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melaksanakan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000)
Metode percobaan ialah suatu metode mengajar yang memakai tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.

- Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :
  1. Metode ini sanggup menciptakan anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya mendapatkan kata guru atau buku.
  2. Anak didik sanggup membuatkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) perihal ilmu dan teknologi.
  3. Dengan metode ini akan terbina insan yang sanggup membawa terobosan-terobosan gres dengan inovasi sebagai hasil percobaan yang diharapkan sanggup bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
- Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
  1. Tidak cukupnya alat-alat menyebabkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
  2. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
  3. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen ialah suatu cara mengajar, di mana siswa melaksanakan suatu percobaan perihal sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan biar siswa bisa mencari dan menemukan sendiri aneka macam jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa sanggup terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (a) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan materi atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. (b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu materi percobaan yang digunakan harus baik dan bersih. (c) dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu. (d) Siswa dalam eksperimen ialah sedang berguru dan berlatih , maka perlu diberi petunjuk yang jelas, alasannya mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam menentukan obyek eksperimen itu. (e) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, menyerupai masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain lantaran sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bias diadakan percobaan lantaran alatnya belum ada.

Prosedur eksperimen berdasarkan Roestiyah (2001:81) ialah : (a) Perlu dijelaskan kepada siswa perihal tujuan eksprimen,mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen. (b) memberi klarifikasi kepada siswa perihal alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat. (c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. (d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

Metode eksperimen berdasarkan Djamarah (2002:95) ialah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melaksanakan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses berguru mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melaksanakan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu aturan atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.


Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

- Kelebihan metode eksperimen : 
  1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. 
  2. Dalam membina siswa untuk menciptakan terobosan-terobosan gres dengan inovasi dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
  3. Hasil-hasil percobaan yang berharga sanggup dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
- Kekurangan metode eksperimen :
  1. Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.
  2. Metode ini memerlukan aneka macam fasilitas peralatan dan materi yang tidak selalu gampang diperoleh dan kadangkala mahal.
  3. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan. (d) Setiap percobaan tidak selalu menunjukkan hasil yang diharapkan lantaran mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.
Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen ialah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, lantaran metode eksprimen bisa menunjukkan kondisi berguru yang sanggup membuatkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya sanggup diaplikasikan dalam kehidupannya.
Dalam metode eksperimen, guru sanggup membuatkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses biar memperoleh hasil berguru yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara pribadi sanggup tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan sanggup diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang sanggup menumbuhkan rasa percaya diri dan juga sikap yang inovatif dan kreatif.
Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk berguru konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa berguru secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran.
Pembelajaran dengan metode eksperimen berdasarkan Palendeng (2003:82) mencakup tahap-tahap sebagai berikut : (1) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melaksanakan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari. (2) pengamatan, merupakan kegiatan siswa ketika guru melaksanakan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat bencana tersebut. (3) hipoteis awal, siswa sanggup merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. (4) verifikasi , kegiatan untuk menunjukan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan menciptakan kesimpulan, selanjutnya sanggup dilaporkan hasilnya. (5) aplikasi konsep , sesudah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. (6) evaluasi, merupakan kegiatan simpulan sesudah selesai satu konsep.

Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep sanggup diketahui apabila siswa bisa mengutarakan secara lisan, tulisan, , maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain , siswa mempunyai kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, menunjukkan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan .

Metode Eksperimen berdasarkan Al-farisi (2005:2) ialah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam mekanisme kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah.

7. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata ialah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa menciptakan laporan dan didiskusikan bersama dengan penerima didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.

- Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
  1. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
  2. Membuat materi yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
  3. Pengajaran sanggup lebih merangsang kreativitas anak.
- Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
  1. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
  2. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
  3. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
  4. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
  5. Biayanya cukup mahal.
  6. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
Kadang-kadang dalam proses berguru mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjautempat tertentu atau obyek yang lain. Menurut Roestiyah (2001:85) , karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk berguru atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu kawasan atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu menyerupai meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.

Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan lantaran mempunyai tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa sanggup memperoleh pengalaman pribadi dari obyek yang dilihatnya, sanggup turut menghayati kiprah pekerjaan milik seseorang serta sanggup bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka bisa memecahkan problem yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, biar nantinya sanggup mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.

Agar penggunaan teknik karya wisata sanggup efektif, maka pelaksanaannya perlu memeperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Persiapan, dimana guru perlu memutuskan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan planning yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan, (b) Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu, (c) Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata menyerupai menciptakan grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.

Karena itulah teknik karya wisata sanggup disimpulkan mempunyai keunggulan sebagai berikut: (a) Siswa sanggup berpartisispasi dalam aneka macam kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati pribadi apa pekerjaan mereka. Hal mana mustahil diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut sanggup membuatkan talenta khusus atau ketrampilan mereka, (b) Siswa sanggup melihat aneka macam kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara pribadi yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka, (c) dalam kesempatan ini siswa sanggup bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala problem yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek, (d) Dengan obyek yang ditinjau itu siswa sanggup memperoleh majemuk pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.

Penggunaan teknik karya wisata ini masih juga ada keterbatasan yang perlu diperhatikan atau diatasi biar pelaksanaan teknik ini sanggup berhasil guna dan berdaya guna, ialah sebagai berikut: Karya wisata biasanya dilakukan di luar sekolah, sehingga mungkin jarak kawasan itu sangat jauh di luar sekolah, maka perlu mempergunakan transportasi, dan hal itu niscaya memerlukan biaya yang besar. Juga niscaya memakai waktu yang lebih panjang daripada jam sekolah, maka jangan hingga mengganggu kelancaran planning pelajaran yang lain. Biaya yang tinggi kadang kala tidak terjangkau oleh siswa maka perlu pemberian dari sekolah. Bila tempatnya jauh, maka guru perlu memikirkan segi keamanan, kemampuan pihak siswa untuk menempuh jarak tersebut, perlu dijelaskan adanya aturan yang berlaku khusus di proyek ataupun hal-hal yang berbahaya.

- Keuntungan metode karya wisata (field-trip)
  1.  Memberikan informasi teknis, kepada penerima secara langsung,
  2. Memberikan kesempatan untuk melihat kegiatan dan praktik dalam kenyataan atau pelaksanaan yang sebenarnya,
  3. Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari sehingga lebih berhasil, 
  4. Membei kesempatan kepada penerima untuk melihat dimana penerima ditunjukkan kepada perkembangan teknologi mutakhir.
Sedangkan kekurangan metode Field Trip berdasarkan Suhardjono (2004:85) adalah: (a) Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan, (b) Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi, (c) Biaya transportasi dan fasilitas mahal.

Menurut Djamarah (2002:105), pada ketika berguru mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau kawasan tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk berguru atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu kawasan atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu menyerupai meninjau pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, menyerupai widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang.

Metode karya wisata mempunyai beberapa kelebihan yaitu: (a) Karya wisata mempunyai prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran, (b) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat, (c) Pengajaran serupa ini sanggup lebih merangsang kreativitas siswa, (d) Informasi sebagai materi pelajaran lebih luas dan aktual.

- Kekurangan metode karya wisata 
  1. Fasilitas yang dibutuhkan dan biaya yang dibutuhkan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah
  2. Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang, 
  3. Memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain biar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata,
  4. Dalam karya wisata sering unsure rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure studinya menjadi terabaikan,
  5. Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.
Metode field trip atau karya wisata berdasarkan Mulyasa (2005:112) merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh penerima didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman pribadi dan merupakan kepingan integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata mempunyai banyak hal yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan sanggup segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman perihal dunia luar.

Sebelum karya wisata digunakan dan dikembangkan sebagai metode pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan berdasarkan Mulyasa (2005:112) adalah: 
  • Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber berguru mengajar
  • Mengamati kesesuaian sumber berguru dengan tujuan dan acara sekolah
  • Menganalisis sumber berguru berdasarkan nilai-nilai paedagogis,
  • Menghubungkan sumber berguru dengan kurikulum, apakah sumber-sumber berguru dalam karyawisata menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, kalau ya, karya wisata sanggup dilaksanakan, 
  • Membuat dan membuatkan acara karya wisata secara logis, dan sistematis,
  • Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, imbas pembelajaran, serta iklim yang kondusif. 
  • Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan, menunjukkan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, menciptakan laporan karyawisata dan catatan untuk materi karya wisata yang akan datang.
8. Metode latihan keterampilan ( Drill method )
Metode latihan keterampilan ialah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke kawasan latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara menciptakan sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa keuntungannya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan menciptakan tas dari mute/pernik-pernik.

- Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
  1. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, menyerupai menulis, melafalkan huruf, menciptakan dan memakai alat-alat.
  2. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, menyerupai dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
  3. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
- Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
  1. Menghambat talenta dan inisiatif anak didik lantaran anak didik lebih banyak dibawa kepada pembiasaan dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
  2. Menimbulkan pembiasaan secara statis kepada lingkungan.
  3. Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan gampang membosankan.
  4. Dapat menyebabkan verbalisme.
9. Metode mengajar beregu ( Team teaching method )
Metode mengajar beregu ialah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik menciptakan soal, kemudian digabung. Jika ujian ekspresi maka setiap siswa yang diuji harus pribadi berhadapan dengan team pendidik tersebut.

10. Metode mengajar sesama sahabat ( Peer teaching method )
Metode mengajar sesama sahabat ialah suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri

11. Metode pemecahan masalah ( Problem solving method )
Metode ini ialah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, kemudian diminta pemecahannya.

12. Metode perancangan ( projeck method )
Yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

- Kelebihan metode perancangan sebagai berikut :
  1. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyuluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
  2. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan simpel dan berkhasiat dalam kehidupan sehari-hari.
- Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :
  1. Kurikulum yang berlaku di negara kita ketika ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
  2. Organisasi materi pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini.
  3. Harus sanggup menentukan topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan mempunyai sumber-sumber berguru yang diperlukan.
  4. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga sanggup mengaburkan pokok unit yang dibahas.
13. Metode Bagian ( Teileren method )
Metode Bagian ialah suatu metode mengajar dengan memakai sebagian-sebagian, contohnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.

14. Metode Global (Ganze method )
Metode Global ialah suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang sanggup mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut.

15. Metode Discovery
Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju ialah metode discovery, hal itu disebabkan lantaran metode discovery ini: 
  • Merupakan suatu cara untuk membuatkan cara berguru siswa aktif, 
  • Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan usang dalam ingatan, tidak akan gampang dilupakan siswa, 
  • Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan gampang digunakan atau ditransfer dalam situasi lain, 
  • Dengan memakai taktik penemuan, anak berguru menguasai salah satu metode ilmiah yang akan sanggup dikembangkannya sendiri, 
  • Dengan metode inovasi ini juga, anak berguru berfikir analisis dan mencoba memecahkan probela yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan demikian diharapkan metode discovery ini lebih dikenal dan digunakan di dalam aneka macam kesempatan proses berguru mengajar yang memungkinkan.
Metode Discovery berdasarkan Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu mekanisme mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum hingga kepada generalisasi.
Metode Discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yang mencakup metode mengajar yang memajukan cara berguru aktif, beroreientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Menurut Encyclopedia of Educational Research, inovasi merupakan suatu taktik yang unik sanggup diberi bentuk oleh guru dalam aneka macam cara, termasuk mengajarkan ketrampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dengan demikian sanggup dikatakan bahwa metode discovery ialah suatu metode dimana dalam proses berguru mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.

Terima kasih telah membaca artikel ini hingga selesai. Semoga bermanfaat dan membantu, silahkan berikan komentar dan masukan yang bermanfaat, biar penulisan artikel berikutnya lebih baik dan sempurna.

Advertisement