-->

Krisis Etika Pada Anak, Ini Penyebab Dan Solusinya!

Krisis Etika Pada Anak, Ini Penyebab Dan Solusinya!
Krisis Etika Pada Anak, Ini Penyebab Dan Solusinya!
 Seperti yang di muat dalam pancasila khususnya sila ke Krisis Moral Pada Anak, ini Penyebab dan Solusinya!
Krisis Moral Pada Anak, ini Penyebab dan Solusinya!
A. Latar Belakang
ppkn.guruindonesia.id - Seperti yang di muat dalam pancasila khususnya sila ke-2 “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Dari pernyataan ini mengandung maksud bahwa rakyat Indonesia diperlukan untuk hidup adil dan beradap. Untuk mencapai masyarakat yang beradap di perlukan moral dan gaya hidup yang baik. Moral dan gaya hidup bangsa Indonesia tercermin pada perbuatan-perbuatan rakyat Indonesia itu sendiri khususnya para remaja sebagai generasi penerus sekaligus ujung tombak bangsa Indonesia. Menurut Moetojib (2008:01) langkah yang perlu diambil bangsa Indonesia menghadapi duduk kasus bangsa pada kala globalisasi dan memasuki usia ke-63 yakni melaksanakan rekonstruksi moral secara total dengan membangun kembali aksara dan jati diri bangsa (Nation and character building). Selain melaksanakan rekonstruksi moral juga melaksanakan konsolidasi kebangsaan dengan melaksanakan langkah taktik memperkuat kesepakatan kebangsaan dan bersama membangun ke Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Dari pengamatan penulis terhadap gaya hidup dan kelakuan remaja di lingkungan sekitar bahwa banyak remaja khususnya remaja putri yang berpakaian seksi dan menggugah nafsu lawan jenisnya. Serta banyak juga cowok yang membentuk gank dan sering kumpul di perempatan jalan sambil minum-minuman keras sehingga meresahkan masyarakat sekitar. Dari uraian diatas, penulis beropini bahwa keadaan moral dan gaya hidup remaja Indonesia ketika ini telah telah mengalami kerusakan dan perlu di perbaiki lagi. Sebab gaya hidup dan moral mereka sudah tidak sesuai lagi dengan kepribadian bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Sehingga dari semua pihak yang terkait perlu membantu demi kesadaran dan kebaikan generasi penerus kita. Dengan memperhatikan ulasan uraian di atas, maka penulis menciptakan Artikel yang berjudul “Fenomena Kerusakan Moral dan Solusinya “.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam Artikel ini yakni sebagai berikut :
1. Apakah pengertian moral dan kerusakan moral?
2. Apakah faktor-faktor penyebab kerusakan moral?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kerusakan moral?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam Artikel ini yakni sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian moral dan kerusakan moral
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan moral
3. Untuk mengetahui solusi mengatasi kerusakan moral

PEMBAHASAN 
A. Pengertian Moral dan Kerusakan Moral Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
  1. Moral yakni Ajaran baik jelek yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; susila: mereka sudah bejat, mereka hanya minum-minum dan mabuk-mabuk, bermain judi, dan bermain perempuan.
  2. Kondisi mental yg menciptakan orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dl perbuatan: tentara kita mempunyai — dan daya tempur yg tinggi.
  3. Ajaran kesusilaan yg sanggup ditarik dr suatu cerita; Dalam Wikipedia dijelaskan, Moral yakni istilah insan menyebut ke insan atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak mempunyai moral disebut amoral artinya ia tidak bermoral dan tidak mempunyai nilai positif di mata insan lainnya. Sehingga moral yakni hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit yakni hal-hal yang berafiliasi dengan proses sosialisasi individu tanpa moral insan tidak bisa melaksanakan proses sosialisasi. Moral dalam zaman kini mempunyai nilai implisit lantaran banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan insan harus mempunyai moral jikalau ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral yakni nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral yakni perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan sanggup diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral yakni produk dari budaya dan Agama. Jadi, Moral yakni perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan sanggup diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya ketika seseorang tidak bisa berperilaku sesuai dengan nilai dan norma atau dalam artian melanggar maka itulah awal dari terjadinya kerusakan moral.
B. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Moral
Kerusakan moral ketika ini sudah hingga pada kondisi yang sangat memprihatinkan. Dan itu terjadi pada semua level masyarakat. Anak-anak remaja hingga orang pandai balig cukup akal sudah banyak yang terserang penyakit ini. Maraknya kenakalan dikalangan remaja; pergaulan bebas, tawuran, dan banyak sekali sikap menyimpang lainnya merupakan bukti bahwa moral remaja kita sudah rusak. Para pejabat sudah tidak mempunyai rasa aib meminta dan mengambil sesuatu yang bukan haknya. Para perempuan lebih bahagia pamer aurat dimuka umum dan bergaul tanpa batas. Dengan alasan seni para artis dan media telah meracuni masyarakat dengan tontonan yang merusak akhlak. Jika disebut satu persatu secara rinci potret kerusakan moral masyarakat kita terlalu sempit media ini untuk memuatnya. Tetapi hal itu sanggup kita rasakan secara kasatmata ditengah-tengah kehidupan kita. Kemajuan teknologi justru menambah cepatnya virus ini menjalar ditengah masyarakat kita. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan moral yakni sebagai berikut :
  1. Kemajuan teknologi, Dampak globalisasi teknologi memang sanggup memperlihatkan dampak positiftetapi tidak sanggup di pungkiri lagi bahwa hal ini juga sanggup berdampak negative bagi kerusakan moral. Perkembangan internet dan ponsel berteknologi tinggi terkadang dampaknya sangat berbahaya bila tidak di gunakan oleh orang yang tepat. Misalnya : Video porno yang semakin gampang di kanal di ponsel dengan internet, mahasiwa sebagian yang tidak sempat mencar ilmu ketika ujian memakai hp untuk internet atau menanyakan kepada temannya lewat sms. Hal tersebut memang sangat memudahkan tapi itu melatih adanya sifat ketidakjujuran kepada mahasiswa itu sendiri sehingga menjadi awal dari kerusakan moral.
  2. Memudarnya kualitas keimanan. Sekuat apapun kepercayaan seseorang, terkadang mengalami naik turun. Ketika tingkat keimanan seseorang menurun, potensi kesalahan terbuka. Hal ini sangat berbahaya bagi moral, Jika dibiarkan tentu menciptakan kesalahan semakin kronis dan merusak gambaran individu dan institusi. Contohya saja jikalau para pejabat negeri ini mempunyai landasan agama yang baik,maka apa berani ia memakan uang rakyat(Korupsi)?
  3. Pengaruh lingkungan. Tidak semua guru itu punya sifat yang jelek dan sebaliknya. Terkadang seorang guru melaksanakan kesalahan lantaran ada imbas jelek dari linkungan sekitarnya. Kondisi lingkungan rumah dan imbas kurang baik dari guru lain sanggup mendorong seorang guru untuk berbuat kesalahan.selain itu Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan sahabat sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan hasilnya malah terjerumus ke dalamnya. Lingkungan yakni faktor yang paling mempengaruhi sikap dan tabiat remaja. Jika ia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan ibarat itu adanya. Sebaliknya jikalau ia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.
  4. Hilangnya kejujuran. Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan sebuah forum survei dinyatakan bahwa korupsi menyebar merata di wilayah negara ini, dari Aceh hingga Papua. Karena itu dari tahun ke tahun posisi Indonesia sebagai negara terkorup selalu menduduki peringkat 10 besar dunia dalam indeks persepsi korupsi (CPI) berdasarkan data dari Transperenscy International.
  5. Hilangnya Rasa Tanggung Jawab. Sebelum bendungan Situ Gintung jebol, Kompas 28 Juli 2008 memberitakan bahwa sebanyak 50 bendungan dari total 106 dinyatakan rusak. Rusaknya infrastruktur pengairan ini berdasarkan penelitian disebabkan perawatan operasional bangunan yang kurang memadai. Masalah ibarat ini terjadi juga pada infrastruktur lainnya ibarat banyaknya gedung yang hampir roboh. Kasus lain yakni rusaknya beberapa ruas rel kereta api yang diakibatkan besi baja rel kereta diambil oleh oknum. Berita-berita tersebut merupakan cermin bahwa telah terjadi penurunan moral tanggung jawab di masyarakat yang sanggup berakibat fatal bagi keselamatan masyarakat. Tidak Berpikir Jauh ke Depan (Visioner) Eksploitasi alam yakni salah satu bentuk dari produk berpikir jangka pendek. Sebagai contoh, pembalakan hutan mencapai 0,6-1,3 juta ha/tahun (Abdoellah, 1999), bahkan angka tersebut diperkirakan telah melonjak menjadi 1,3–2 juta ha/tahun (KMNLH, 2002). Akibat dari banyak sekali eksploitasi alam telah menjadikan banyak sekali bencana. Dalam kurun waktu 2006-2007 peristiwa ekologis (banjir, longsor, gagal panen, gagal tanam, kebakaran hutan) tercatat 840 insiden bencana.
  6. Rendahnya Disiplin. Pada Sabtu, 9 Februari 2008 Suara Karya memberitakan bahwa ribuan pegawai negeri sipil (PNS) di DKI Jakarta dan banyak sekali tempat nekat tidak masuk kerja alias bolos pada hari pascalibur Imlek 2559 (8/2). Kasus mangkir, selalu terjadi setiap hari kejepit atau pascalibur (cuti) nasional. Disebutkan bahwa meski ada hukum PP No.30/1980 yang menyatakan bahwa ada tiga tingkatan dukungan hukuman kepada PNS dari mulai eksekusi disiplin ringan, sedang, dan berat, namun budaya bolos ini masih kental di kalangan pegawai negeri. Hal ini merupakan cermin aksara bangsa yang mengabaikan budaya disiplin.
  7. Kriris Kerjasama Terjadinya perpecahan dan benturan di antara komponen masyarakat memperlihatkan bahwa bangsa ini sedang mengalami krisis persatuan dan melunturnya budaya kerjasama. Demikian juga dengan jumlah kasus tawuran di antara mahasiswa dan pelajar yang cenderung meningkat.
  8. Krisis Keadilan Partnership for Governance Reform pada 2002 menempatkan forum peradilan di Indonesia menempati peringkat forum terkorup berdasarkan persepsi masyarakat. Hal tersebut diperkuat dengan laporan Komisi Ombudsman Nasional (KON) tahun 2002, bahwa berdasarkan pengaduan masyarakat menyebutkan penyimpangan di forum peradilan menempati urutan tertinggi.
  9. Krisis Kepedulian Media massa beberapa waktu yang kemudian melaporkan adanya beberapa warga masyarakat yang meninggal akhir kelaparan. Berita ini membuktikan bahwa kepedulian juga telah menipis dalam kehidupan masyarakat. Jika kita melihat potret kehidupan bangsa ketika ini, maka terang terlihat bahwa masalah moral bersama-sama merupakan hal yang tidak kalah penting dibanding masalah ekonomi. Jika hal itu dibiarkan, akan mengancam masa depan bangsa. Namun sayang, masalah moral ini kerap terpinggirkan dari kegiatan dan rencana para calon pemimpin bangsa.
  10. Alay Menjamur Dimana-mana Upload foto mesra, Update status cinta-cintaan, cayang-cayangan, ayah bunda papah mamah, akan tetapi usianya masih 10-17 tahun, tujuan mereka yakni ingin memamerkan, menonjolkan, memperlihatkan sesuatu yang unik pada diri mereka. Tapi mereka salah memperlakukannya yang seolah kita lihat terlalu kekanak-kanakan, rada-rada, bahkan mejijikan banget. Bahkan ada juga yang kodratnya cewek malah berlagak cowok, cowok berlagak cewek.
  11. Tayangan Televisi yang tidak bermutu dan tidak mendidik, tayangan televisi ketika ini banyak juga yang merusak moral anak-anak, salah satunya dimana sinetron dengan nuansa percintaan, pergaulan bebas membawa anak pada ranah halusinasi andaikan mereka ibarat itu akan terlihat keren. padahal hal ini sangat salah dan tidak dibenarkan.
C. Solusi Mengatasi Kerusakan Moral 
Dahulu bangsa Indonesia dikenal lantaran moral rakyatnya yang berbudi pekerti luhur, santun dan beragama. Sayang gambaran baik ini tidak di jaga. Perlu diingat modal kemajuan suatu bangsa sangat didukung generasi yang cerdas, bijak dan bermoral. Namun akhir-akhir ini, tanda-tanda kemerosotan moral benar-benar mengkhawatirkan. Masalah ini bukan hanya menimpa kalangan orang pandai balig cukup akal dalam banyak sekali jabatan dan profesinya, melainkan juga telah menimpa kalangan pelajar yang diperlukan sanggup melanjutkan usaha bangsa. Masalah-masalah moral pun telah menjadi duduk kasus yang banyak menyita perhatian dari banyak kalangan, terutama dari pendidik, alim ulama, tokoh masyarakat, dan orang tua. Meskipun telah banyak usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah moral, namun hasilnya masih belum menggembirakan. Kita patut prihatin atas kondisi moralitas bangsa ini. Betapa tidak, moralitas, sebagai hasil dari pendidikan, ternyata tidak bisa disebut membanggakan. Moralitas yang ada justru sangat jauh dari nilai-nilai normatif yang selama ini dijunjung tinggi. Semua itu sungguh sangat disayangkan dan telah mencoreng dapat dipercaya dunia pendidikan. Para pelajar yang seharusnya memperlihatkan tabiat yang baik, justru malah memperlihatkan tingkah laris yang buruk. Untuk mengatasi banyak sekali kerusakan moral yang terjadi di masyarakat maka solusi yang untuk menanggapi masalah tersebut yakni sebagai berikut:

Untuk menghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan menentukan sahabat dekat. Karena pergaulan akan sangat besar lengan berkuasa terhadap etika, moral, dan akhlak. Karena kepribadian insan akan termakan dari pergaulan itu sendiri. Apabila seseorang bergaul di lingkungan yang baik,maka ia akan timbul kepribadian yang baik juga. Dan apabila seseorang bergaul pada kondisi lingkungan yang kurang baik,maka akan timbul kepribadian yang kurang baik juga.

Peran orang renta sangat penting dalam pembentukan aksara seseorang, terutama dalam mengenalkan pendidikan agama semenjak dini. Perhatian dari orang renta juga sangat penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang renta sanggup menimbulkan dampak jelek pada sikap anak. Seperti halnya lantaran kurangnya perhatian orang tua,seseorang akan cenderung melampiaskan amarahnya pada orang lain dengan tindakan yang tidak masuk akal dilakukan oleh kaum muda.

Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berkhasiat untuk menyaring imbas jelek dari lingkungan, contohnya kebiasaan merokok. Orang-orang menganggap bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan. Padahal jikalau dilihat dari sisi kesehatan, merokok sanggup menimbulkan banyak penyakit, baik pada perokok aktif maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.

Meningkatkan kepercayaan dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan bersedekah sholeh. Dengan kita mendektkan diri kepada Allah,rajin beribadah,beramal shaleh,tentu akan menciptakan kita terhindarkan dari perbuatan yang tidak sesuai di jalan Allah. Seperti halnya dalam surat Al-Qalam ayat 4 “ Sesungguhnya engkau ( Muhammad ) berada pada landasan tabiat yang agung.” Sebaiknya,kita sebagai insan yang telah diberi nalar dan fikiran oleh sang maha kuasa harus dimanfaatkan secara optimal. Kita harus berfikir cerdas ihwal bagaimana cara mengaplikasikan sesuatu hal biar sanggup menjadikan imbas yang baik bagi kita. Terutama dalam menentukan hal yang kita sukai ibarat halnya ekspresi dominan masa kini,idola,dan lain sebagainya.

Adanya mata kuliah Pendidikan moral dan Pengembangan aksara salah satunya Pendidikan Kewarganegaraan yang didikuti mahasiswa untuk menanamkan pada diri masing-masing akan pentingnya pendidikan aksara untuk memperbaiki moral bangsa. Lalu pendidikan agama yang didalamnya terdapat banyak sekali pendekatan untuk menuju moral yang lebih baik serta memperteguh penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Mampu memanfaatkan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebaik-baiknya.

D.Saran
Kepada Remaja Indonesia
Penulis menyarankan kepada generasi penerus bangsa Indonesia biar memperdalam ilmu agamanya lantaran dengan berpedoman dengan ilmu agama seseorang akan mempunyai kepribadian yang luhur dan tidak gampang terpengaruh oleh hal-hal yang negatif.

Kepada Pemerintah Indonesia
Penulis menyarankan kepada pemerintah biar memprogramkan pendidikan di sekolah dengan pendidikan moral dan kepribadian yang baik. Jangan cuma menuntut skil dan penguasaan bahan pelajaran duniawi saja. Sebab pendidikan moral dan tingkah laris juga sangat dibutuhkan para generasi penerus untuk membangun bangsa yang lebih baik.

Kepada Orang Tua Remaja Indonesia
Penulis menyarankan kepada orang renta biar lebih memperhatikan tingkah laris dan pergaulan anaknya. Sebab dengan perhatian yang diberikan dari ke-2 orang tua, anak akan lebih terkaendali dan tidak gampang terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif. Kemudian orang renta juga harus mendidik kepribadian yang elok kepada anaknya sedari kecil. Karena pendidikan yang dimulai semenjak kecil akan lebih tertanam dalam kepribadian seorang anak
Advertisement