Mengapa Siswa Malas Belajar? Inilah beberapa Penyebab Beserta Solusinya! |
ppkn.guruindonesia.id - Apa Kabar Guru Indonesia??? salam hangat untuk kita semua, semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia. Aamiin.
Pada Kesempatan ini penulis akan sharing artikel yang bermanfaat : Mengapa Siswa Malas Belajar? Inilah beberapa Penyebab Beserta Solusinya!
Bagaimana cara mengatasi siswa yang malas belajar? Mungkin pertanyaan menyerupai ini pernah di lontarkan, bahkan sering hinggap di pikiran Bapak/Ibu Guru. Sebelum mencari solusi, ada baiknya cari tahu dulu apa penyebabnya. Kalau penyebabnya sudah ditemukan, tentu solusi juga akan didapat
1. Beban Sekolah
https://seputaremis.blogspot.com/ |
Bayangkan saja kalau dalam sehari siswa dihadapkan lebih dari 5 mata pelajaran berbeda. Belum lagi kalau setiap mata pelajaran memperlihatkan kiprah dan ujian, tentu akan sangat melelahkan. Hal ini sanggup memicu turunnya motivasi mencar ilmu siswa. Solusinya, coba pertimbangkan baik-baik sebelum memperlihatkan kiprah ke siswa. Buatlah kiprah yang inovatif untuk siswa sehingga bisa berpikir kritis dan kreatif. Tujuan utama kiprah ialah melatih kemampuan siswa, bukan menambah beban siswa. Kalau hingga terlalu banyak beban, siswa akan letih, jenuh, dan bisa menghipnotis kondisi kesehatannya. Bapak/Ibu tidak ingin hal tersebut terjadi kan?
2. Cara Mengajar
https://seputaremis.blogspot.com/ |
Coba penilaian ulang, bagaimana dengan cara pengajaran yang Bapak/Ibu terapkan selama ini kepada siswa. Apa sudah sesuai atau belum. Jangan bosan untuk mengkaji ulang apa yang harus diperbaharui dan diperbaiki.
3. Minat
Malas juga bisa dipicu sebab siswa kurang suka pada beberapa mata pelajaran tertentu. Nah, di sinilah kiprah Bapak/Ibu untuk mengarahkan siswa untuk mengetahui minat dan bakatnya. Jika menonjol pada bidang tertentu, dukung dan terus beri motivasi semoga siswa lebih percaya diri menyebarkan dirinya. Untuk hal ini, wajib hukumnya untuk berpikiran terbuka ya. Ingat, tidak semua siswa berminat pada mata pelajaran akademis lho. Namun, jangan lupa didukung dengan mata pelajaran yang kurang disukai. Semangati dengan “Coba dulu, perlahan niscaya bisa.”
4. Masalah Pribadi
https://seputaremis.blogspot.com/ |
5. Tidak ada yang jadi Panutan
Guru profesional ialah guru yang bisa menjadi pola bagi siswanya. Nah, siswa tentu butuh panutan semoga ia termotivasi. Pancing siswa semoga menceritakan siapa tokoh idolanya. Jika siswa bingung, maka Bapak/Ibu guru bisa coba mengenalkan dengan tokoh-tokoh inspiratif yang akan memacu motivasi mencar ilmu mereka.
Bapak/Ibu harus memberi pengarahan serta kesadaran bahwa rajin itu hal nyata yang harus dijadikan kebiasaan. Cara paling ampuh untuk menyebarkan potensi diri ialah belajar. Tidak hanya teori, namun dibarengi dengan praktik sebab merupakan kebutuhan setiap manusia. Coba beri motivasi dengan menyampaikan “Lihat bawah umur di jalanan sana. Mereka ingin mencar ilmu menyerupai kalian, namun tidak memungkinkan sebab harus membantu orangtua mencari uang. Seharusnya mereka bisa ikut mencar ilmu dan bermain dengan sobat sepantarannya menyerupai kalian.”
6. Cara Penyampaian
Disaat kegiatan mencar ilmu mengajar dikelas, mungkin secara tidak sadar Bapak/Ibu pernah mengucapkan kalimat yang menciptakan siswa tidak nyaman. Jika tidak nyaman, maka rasa malas akan menghantui. Apa pun yang hendak dibicarakan pada siswa, sebaiknya tidak mengintimidasi atau merendahkan diri siswa. Ucapkanlah selalu kata-kata nyata meski dalam kondisi murka sekali pun. Hindari amarah yang menggebu-gebu, apalagi hingga memakai kekasaran ya.
7. Belum menemukan cara mencar ilmu yang tepat
Setiap orang memiliki cara mencar ilmu yang berbeda-beda, termasuk siswa. Ada yang gampang paham dengan mendengar, lihat gambar, membaca, dan sebagainya. Rasa malas bisa juga muncul sebab siswa mencar ilmu dengan metode yang kurang sesuai dengan kemampuannya menyerap ilmu. Penting sekali untuk mengedukasi siswa ihwal pentingnya mengenal diri masing-masing. Kalau siswa tahu metode mencar ilmu menyerupai apa yang menciptakan mereka gampang mencerna pelajaran, tentu segalanya jadi lebih mudah. Bapak/Ibu hanya perlu mendampingi sambil terus mendukung.
8. Pacaran
Maraknya pacaran di kalangan pelajar, bahkan mulai dari usia SD - SMK, hal ini menjadi semacam tren. Fenomena ini sungguh disayangkan. Waktu yang seharusnya bisa dialokasikan untuk belajar, terpakai untuk chat dan telepon dengan sang pacar. Sebaiknya jangan dilarang, sebab biasanya semakin dilarang, justru semakin menjadi. Dalam hal ini, Bapak/Ibu bisa mengontrol semoga siswa masih dalam batas sewajarnya. Dengan demikian, siswa bisa mengelola waktu, mana yang untuk belajar, mana untuk senang-senang.
9. Fasilitas Berlebihan
Saat ini banyak Orangtua yang memfasilitasi anak dengan banyak sekali macam kenyamanan. Hal ini dilakukan semoga si anak tidak perlu repot melaksanakan banyak sekali aktivitasnya. Pada dasarnya tidak salah memperlihatkan fasilitas, asal tahu cara mengelolanya. Jangan hingga sebab terbuai fasiltas, siswa malah jadi malas berusaha sebab terbiasa gampang mendapat apa yang di inginkan. Misalnya diberikan gadget anggun dan mahal. Selain dipakai untuk hiburan, sebaiknya kalau dimanfaatkan juga untuk belajar. Sekarang sudah ada latihan soal dan aplikasi mencar ilmu online yang bisa memudahkan siswa mencar ilmu di mana dan kapan saja. Guru di masa kini, sudah harus melek teknologi juga dong.
10. Kurangnya Perhatian
Saat ini banyak orang yang sibuk dengan pekerjaan dan duduk kasus pribadi, sehingga lupa akan perkembangan mencar ilmu anak dirumah ataupun di sekolah. Perhatian Orang Tua ialah pemusatan tenaga psikis tertuju pada objek tertentu (Suryabrata, 2004:14). Sedangkan pendapat lain mengemukakan bahwa perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi yang ditujukan kepada sesuatu atau objek (Walgito,1990:56). Dari kedua pengertian di atas sanggup disimpulkan bahwa perhatian orang renta ialah kesadaran jiwa orang renta untuk mempedulikan anaknya, terutama dalam memperlihatkan dan memenuhi kebutuhan anaknya baik dalam segi emosi maupun materi
Orang renta berperan sebagai sebagai pembentuk huruf dan pola fikir dan kepribadian anak. Oleh sebab itu, keluarga merupakan daerah dimana anak-anaknya pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma. Walaupun di dalam keluarga tidak terdapat rumusan kurikulum dan acara resmi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, akan tetapi sifat pembelajaran di dalam keluarga sangat potensial dan mendasar.
Bapak/Ibu Guru harus berkoordinasi dengan pihak orangtua siswa semoga semua berjalan lancar. Jika siswa berhasil melawan rasa malasnya, jangan ragu untuk berikan apresiasi nyata kepadanya.
Semoga artikel "Mengapa Siswa Malas Belajar? Inilah beberapa Penyebab Beserta Solusinya!" bermanfaat bagi kita semua.
Mohon komentar dan masukannya kepada penulis semoga kedepannya dalam penulisan artikel lebih baik lagi. Terima kasih.
Advertisement