-->

Tips Menghadapi Anak Nakal Dan ‘Bandel’

Tips Menghadapi Anak Nakal Dan ‘Bandel’
Tips Menghadapi Anak Nakal Dan ‘Bandel’
 Sudah tidak asing di indera pendengaran kita mendengar kata Nakal Tips Menghadapi Anak Nakal dan ‘bandel’
Tips Menghadapi Anak "Nakal" dan ‘bandel’ 
ppkn.guruindonesia.id - Sudah tidak asing di indera pendengaran kita mendengar kata Nakal/Bandel di lingkungan keluarga, dimasyarakat bahkan di sekolah. Setiap ada anak yang tidak taat terhadap peraturan yang diberlakukan pribadi seketika di Cap anak nakal/bandel hal ini biasanya banyak terjadi di sekolah. 

Terlebih dahulu kita harus sanggup membedakan antara anak nakal dengan anak bandel. 
Anak Nakal yaitu anak yang sering kali melanggar aturan. Banyak kemungkinan mengapa mereka melaksanakan itu. Kenakalan sanggup dilakukan dengan si anak tidak mengindahkan aturan-aturan itu. Meremehkannya dan ia tidak suka dengan formalitas atau dikekang dengan disiplin dan seterusnya.

Anak Bandel adalah, bila anak nakal itu melaksanakan kesalahan yang berulang-ulang dengan banyak sekali jenis kesalahan. Biasanya kita akan berkata pada mereka pembangkang kamu, sudah diberitahu malah melaksanakan hal-hal yang aneh-aneh dst. Anak Bandel yaitu anak nakal dengan intensitas yang cukup tinggi, tidak sekadar nakal.

Saya secara pribadi tidak oke dengan hal tersebut termasuk dengan judul diatas sebab di cap nakal/bandel gampang sekali diberikan oleh guru kalau ia merasa tidak sanggup mengendalikan sikap siswanya. Siswa yang nakal kebanyakan akan menanggung cap tersebut selama tahun-tahun ia berada di sekolah yang sama. Jika seorang anak menerima cap nakal di tahun pertama ia bersekolah maka lazimnya cap itu akan menempel terus. 

Uniknya kategori nakal tiap guru berbeda-beda, biasanya bagi seorang guru yang mengajar di sekolah yang berbasiskan agama terkadang beranggapan bahwa anak ‘jalanan’ atau yang hidupnya di jalan akan dikatakan sebagai anak nakal. Tidak heran sebab di sekolah tersebut segala perkataan anak dijaga dan diperhatikan. Anak dihentikan berkata agresif dan patuh terhadap peraturan. Sedangkan untuk anak yang hidup di jalan, bahasa sehari-hari mereka memang kata-kata yang berdasarkan kita ‘kasar’ dan tidak pada tempatnya. 

Dengan demikian sebagai pendidik saatnya kita mulai untuk mengurangi memberi cap negatif. Karena cap negatif sangat relatif dan punya standar dan ukuran berbeda.  Hal yang sanggup guru lakukan yaitu mendekonstruksi kembali cap anak nakal. 

A. Menurut pandangan saya tidak ada yang namanya anak nakal, yang ada adalah; 
  1. Anak yang kurang kasih sayang orang tua. Ia berulah negatif di kelas sebab ia perlu perhatian. Bagi anak menyerupai ini, teriakan murka guru menyerupai ‘belaian’ dikupingnya sebab dirumah ia bahkan jarang ada yang memperhatikan 
  2. Anak yang terkena bully dari saudara atau teman sepermainannya. Tipe anak menyerupai ini akan melaksanakan hal yang sama pada anak lainnya sebab ia yaitu ‘korban’ dan berusaha untuk membalas dendam 
  3. Anak yang kedua orang tuanya mengalami dilema perkawinan. Baginya kehidupan sudah tidak nyaman lagi. Kedua orang renta yang seharusnya melindungi sedang berkonflik hal ini yang menjadikannya tidak fokus ketika di kelas dan menjadikannya biang onar di kelas. 
  4. Anak yang sedang mencari jati dirinya, disini beberapa anak akan melaksanakan eksperimen terkadang eksperimen yang ia lakukan melewati batas wajar.
  5. Anak yang bekal agamanya masih minim bahkan tidak ada sama sekali, sebab agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berafiliasi dengan pergaulan insan dan insan serta lingkungannya.
Daftar diatas sanggup bertambah lagi dengan sederet hal lain yang sanggup dipandang sebagai penyebab dari ‘kenakalan seorang’ anak. 


B. Jika di kelas anda ada anak yang berkategori nakal ini saran saya; 
  1. Stop ucapkan atau hentikan cap nakal pada anak tersebut. Katakan “saya pikir yang orang lain katakan wacana kau itu tidak benar, berdasarkan saya kau lebih baik dari yang orang bilang” dengan demikian anak tersebut merasa ada orang yang masih percaya padanya. 
  2. Cari terus info lengkap mengenai tara belakang keluarga atau info apapun demi menciptakan anda jadi lebih pengertian dan sabar dalam menghadapi perilakunya 
  3. Tetap bersabar dan berdoa untuk anak tersebut. Ucapkan nama anak tersebut dalam doa ketika anda final beribadah, maka ketika menghadapi ulahnya saya yakin guru akan dikaruniai kesabaran. 
  4. Beri ia kepercayaan. Mulai dari yang kecil, biarkan ia membawakan barang-barang anda ke ruang guru hingga jadikan ia pemimpin dalam suatu kesempatan di kelas. 
  5. Tangkap berair ketika ia berbuat baik, puji ia ketika itu juga, atau dengan goresan pena dengan secarik kertas. 
  6. Saat menegur katakan “minggu ini kau sudah banyak kemajuan, kenapa kini kok berulah yang negatif lagi?’ 
  7. Katakan “saya besar hati kau sanggup berubah’ bukan “saya bahagia kau sanggup berubah’. Jika anda katakan bahagia maka ia akan berubah demi menyenangkan anda sebagai gurunya. Sementara perasaan besar hati dari guru murni terjadi sebab guru besar hati akan sikap yang muridnya perbuat. 
  8. Katakan “saya percaya kau niscaya sanggup menentukan hal yang paling baik untuk diri mu sendiri dan sanggup berubah’. 
Menghentikan sikap anak yang negatif hanya sanggup dimulai dengan seni administrasi dengan memakai pendekatan hati. 

Jika setahun bersama anda ia belum juga berubah percayalah di tahun berikutnya ia akan berubah, kalau belum berubah juga percayalah bahwa ia akan ingat ada satu guru yaitu anda yang selalu percaya padanya.

Semoga Artikel ini bermanfaat dan sanggup membantu dilema yang dialami oleh pembaca, masih banyak cara yang sanggup dilakukan. Silahkan berikan komentar dan masukan yang bermanfaat untuk penulis. Terima kasih 
Advertisement